Chapter 18 from Em Griffin Books
Symbolic Convergence Theory (Ernest Bormann)
Teori konvergensi simbolik. Teori konvergensi simbolik ini sangat berguna untuk melihat fantasi yang terjadi pada saat berkomunikasi bersama teman – teman yang terdapat dalam kelompok kecil. Seperti kelompok berteman, kelompok belajar dalam perkuliahan, pekerjaan dan organisasi atau sekumpulan individu yang sudah mengenal satu sama lainnya. Yang nantinya akan menimbulkan kesadaran kelompok akan makna, motif, dan tindakan.
Menurut bormann, hal ini dapat dikatakan sebagai fantasi. Tema fantasi adalah pesan yang didrmatisi permainan kata”, cerita, analogi, dan pidato yang menghidupkan interaksi dalam kelompok supaya ga gabut. Tiap individu akan saling berbagi fantasi karena kesamaan pengalaman atau karena orang yang mendramatisi pesan memiliki kemampuan retorik yag baik. Sekumpulan orang orang ini berasal dari orang” yang sudah lama kenal atau yg baru kenal, bertukar pengalaman yang sama sehingga menimbulkan proses konvergensi simbolik.
# Dramatizing messages: creative interpretations of there-and-then
interpretasi kreatif dari sekarang dan kemudian. Dramatizing message adalah bahasa imajinatif oleh anggota kelompok yang menggambarkan peristiwa masa lalu, masa depan, atau diluar events. Pesan dramatisi mengandung bahasa yang imajinatif. Misalnya seperti permainan kata, figure, pidato, majas (matafora, simile, personifikasi), analogi, anekdot, alegori, fable, naratif, cerita, dan ide ide lainnya.
Contohnya, di dalam sebuah kelompok, ketika salah satu anggotanya mengatakan Instagram . Maka ada salah satu anggota kelompok itu yang merespon dan mengatakan “kemarin aku liat di instagram ada selebgram lepas hijab loh”. Dan teman –teman lainnya pun merespon terus menerus. Sehingga, itu dinamakan rantai fantasi. Yang bisa merubah suasana menjadi lebih menyenangkan. Apabila salah satu teman mereka tidak memiliki akun insagram, maka tidak akan menimbulkan respon yang sama. Karena tidak memiliki kesamaan makna yang bisa saling mengerti dan tidak terjadi rantai fantasi.
· Kelompok tersebut sudah memiliki tema fantasi yang sama sehingga membentuk rantai fantasi.
Contoh lainnya, saat si Kirani berkata tentang pacar, tiba-tiba teman yang lain bercerita kalau dia baru saja putus dengan pacarnya dan cerita itu akan terus berantai. Ini mengubah suasana kerja yang serius menjadi lebih energik dan positif. Dengan adanya saling berbagi fantasi ini, kohesi dalam sebuah kelompok semakin terbentuk.
# Fantasy chain reactions: unpredictable symbolic explosions
ledakan simbolik yang tak terduga. Dalam sebuah percakapan di grup, tempo bicara akan mempengaruhi. Orang orang akan exited, memotong pembicaraan satu sama lain, blush, tertawa, lupa akan kesadaran diri. Intonasi saat meetin lebih kearah damai, pelan, mengindikasikan dramatisi juga.
# Fantasy themes content, motives, cues, types
tema fantasi meliputi konten, motivasi, isyarat, tipe.
- Fantasy adalah kreativitas dan imaginative shared interpretation of events yang memenuhi psikologi grup dan kebutuhan retorika.
- Fantasy theme adalah isi dari fantasi yang telah dirantai dalam grup
- Symbolic cue adalah pemicu yang disepakati yang memicu anggota kelompok untuk merespons seperti yang mereka lakukan ketika mereka pertama kali berbagi fantasi. Dapat berupa kode, gestur nonverbal, phrase, slogan, jokes, stiker.
- Fantasy type adalah sekelompok tema fantasi terkait abstraksi yang lebih besar menggabungkan beberapa tema fantasi konkret yang ada ketika makna bersama diterima begitu saja
# Symbolic convergence: group consciousness and often cohesiveness
dua atau lebih simbol pribadi yang terkadang condong satu sama lain, dengan itu mereka akan dekat dan bersama, atau bahkan tumpang tindih dalam keterpaduan kelompok. anggota kelompok mengembangkan kesadaran kelompok yang unik. tidak ada yang anggota pikirkan dalam hal aku, aku, dan milikku. Tapi kita, kita dan milik kita.
Bormann menggunakan fariasi dalam menggambarkan efek dari kesadaran kelompok. Yakni common ground, meeting of the minds, mutual understanding, groupiness, common social reality and empathic communion. Kesadaran dari anggota satu sama lain membuat mereka ingin bersama dalam tebal dan tipis.
# Rhetorical vision: a composite drama shared by a rhetorical community
rhetorical vision adalah sebuah drama gabungan yang menangkap sekelompok besar orang menjadi kenyataan simbolis yang sama. Maksudnya, apakah dramatisi akan berdampak pada kesamaan anggota kelompok dan kesadaran anggota kelompok?. On how their communication membuat kesatuan fantasi.
- Analisis tema fantasi
Tipe spesifik dari retorika yang berisi 2 asumsi. Pertama, orang orang membuat realitas sosial. Kedua, makna dari orang orang motivasi dan emosi yang didapatkan dari retorikanya.
Bormann menyampaikan critic look yang memiliki 4 features yang mempresentasikan visi dari retorika:
· Characters: orang yang akan memberikan retorika
· Plotlines: jalan agar pesan retorik tersampaikan dengan baik
· Scene: dimana, kapan ia menyampaikan pesan retorik itu supaya tepat
· Sanctioning agent: apa yang akan disampaikan pada pesan retorikanya?
- The symbolic creation of a pro-eating disorder rhetorical vision
Ada eating disorder. Mereka bahkan hidup dengan kerahasiaan, penipuan dan rasa bersalah. 12 program dengan mengembangkan support sosial untuk siapapun yang merasakan penyakit itu, tidak seua orang dengan kelainan makanan ingin berubah/ merubahnya.
# Theory into practice: advice to improve your college experience
· Ketika grup memulai untuk membagikan drama yang ternyata dipikiranmu dapat menyebabkan healty culture, you should pick it up and feed the chain.
· Jika fantasinya bersifat merusak, cut the chain.
· Untuk membuat kohesif, gunakan personifikasi untuk mengidentifikasi grup.
· Be sure to mendorong berbagi drama untuk menggambarkan group history.
· Ingat, fantasi dapat membuat sesuatu yang unexpected.
# tradisi dan mengapa
teori ini masuk dalam tradisi sosio-psikologi dan rhetorika. Karena menyangkut sebab akibat, friendship, mempengaruhi orang lain,
# Contoh jurnal
Judul : KONVERGENSI SIMBOLIK TENTANG PERCAKAPAN REMAJA LAKI-LAKI
DALAM MEDIA SOSIAL GROUP LINE
Penulis: ditha prasanti dan sri seti indriyani
Instansi: Universitas Pajajaran
Abstraksi
Media sosial group LINE “Bedebah Cinta” merupakan group remaja laki-laki yang melakukan proses komunikasi lebih dominan melalui media sosial group LINE bernama “Bedebah Cinta”. Nama group LINE-nya pun unik, karena mewakili isi percakapan para anggotanya dalam group LINE tersebut. Hal ini menimbulkan ketertarikan penulis untuk mengetahui analisis konvergensi simbolik dalam percakapan para remaja laki-laki tersebut melalui media sosial LINE. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah ketekunan pengamatan, trianggulasi data, dan kecukupan referensial. Hasil penelitian mengemukakan bahwa analisis konvergensi simbolik tentang percakapan remaja laki-laki dalam group LINE “Bedebah Cinta” ini adalah: (1). Adanya tema fantasi yang muncul dalam group LINE “Bedebah Cinta”; (2). Terbentuknya rantai fantasi tentang percakapan remaja laki-laki yang berkelanjutan dalam group LINE tersebut; (3). Adanya tipe fantasi yang unik muncul dalam group LINE “Bedebah Cinta”; (4). Munculnya visi retoris yang berkembang bagi remaja laki-laki dalam group LINE tersebut.
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian pada grup Line “Bedebah Cinta” ini, Hasil penelitian mengemukakan bahwa analisis konvergensi simbolik tentang percakapan remaja laki-laki dalam group LINE “Bedebah Cinta” ini adalah: (1). Adanya tema fantasi yang muncul dalam group LINE “Bedebah Cinta”; (2). Terbentuknya rantai fantasi tentang percakapan remaja laki-laki yang berkelanjutan dalam group LINE tersebut; (3). Adanya tipe fantasi yang unik muncul dalam group LINE “Bedebah Cinta”; (4). Munculnya visi retoris yang berkembang bagi remaja laki- laki dalam group LINE tersebut.
No comments:
Post a Comment