Sunday, 23 June 2019

Dramatism (Teori Drama)- Kenneth Burke

Chapter 23 From Em Griffin Books
Dramatism (Kenneth Burke)
Dramatism atau yang biasa disebut drama merupakan sebutan dari istilah “Human life is like dama” yaitu kehidupan manusia seperti drama. Drama tentang bagaimana mereka memerankan diri mereka di kehidupan mereka dan terhadap kehidupan orang lain. Setiap orang terkadang memerankan diri mereka sebagai hero, victims, or villain. Setiap perkataan manusia memiliki arti simbolik. Yakni apa yang manusia katakana memiliki makna tersendiri.
            Ada 3 istilah yang berkaitan dengan dramatism. Pertama, realm of motion yakni sesuatu yang bergerak mengikuti sebab/ efek tanpa maksud. Misalnya, seorang motivator yang menceritakan background dirinya saat fighting their life including their achievemet. That’s all about “to inspire” bukan buat menyombongkan diri. kedua, symbolic action yakni kata kata yang digunakan agar apa yang dia sampaikan akan dapat tersampaikan. Ketiga, dramatism.

#Language as The Genesis of Guilt
Bahasa sebagai cara untuk mengurangi keresahan ataupun rasa bersalah. Drama terbentuk karena keresahan pada diri sendiri mengenai sesuatu diluar sana. To critic something then, speak it up. Ada keharusan yang mucul dalam diri mereka untuk mengatakan sesuatu kepada orang lain. Misalnya, breauty vlogger muncul karena dizaman ini dimana mana perempuan sering dituntut untuk jadi canti. Akhirnya banyak beauty vlogger yang meberikan tips and trick makeup agar mereka terlihat cantik didepan banyak orang.
Guilt muncul ketika kita menemukan there is something wrong in this world. So, all we have to do is speak up. 

# The Guilt-Redemption Cycle: a universal motive for rhetoric
            Ada istilah scapegoat yakni sebutan bagi orang orang yang menyalahkan dirinya karena keresahan yang mereka alami. To identify their scapegoat  position, there are 4 points. first, “Devil-Term” that sum up all speaker sebagai orang yang bad, wrong, and evil. Second, “God-term” yakni speakers yang meposisikan dirinya sebagai malaikat dengan memberikan pencerahan, motivasi, dan all the good vibes. Third, “mortification” yakni sebutan bagi speakers yang mengklarifikasi suatu hal. Baik perbuatannya maupun perbuatan orang lain agar orang lain tidak salah paham. Juga bagi speakers yang memintamaaf kepada khalayak public mengenai keselahan dirinya. Fourth, “Victimage” yakni speakers yang menjelaskan bahwa ia merupakan korban dari suatu masalah. 

# Identification: without it, there is no persuasion
Mengidentifikasi diri khususnya bagi speakers adalah hal yang wajib. Karena speakers cenderung memberikan peruasi kepada orang lain. Agar persuasi nya didengar orang lain dan dihargai orang lain, speakers haruslah mengatakan apa yang sebenernarnya without lying. Misalnya, bagi vlogger yang ingin menjelaskna tips dan trik lolos sbmptn, ia sebaiknya merupakan orang yang lolos dalam seleksi sbmptn agar orang orang mudah terinspirasi dan mempercayai apa yang ia katakan.

# The Dramatistic Pentad: a lens for interpreting symbolic action
Yakni apa saja yang dapat digunakan untuk melihat upaya dari speakers dengan menggunakan 5 kunci drama: act, scene, agent, agency, and purpose.
a.     Act: tentang apa yang dilakukan
b.     Agent: siapa yang melakukan
c.     Agency: tentang tindakan apa yang akan dilakukan namun dibuat lebih menarik. To create something that have a different and interesting values. Misalnya, review makeup bold or makeup for grad
d.     Scene: tempat
e.     Purpose: tujuan dari tindakan yang akan dilakukan

# Ratio: the relative importance of each part of the pentad
 Mengenai apa yang paling menonjol dari pentad bagi speakers saat menyampaikan persuasi/ drama yang ia lakukan. 

# Contoh Keterkaitan Video Blog dengan Teori Dramatism

Judul Vlog                  : Boleh Gak Sih Suka Sama K-Pop? #NgobrolBarengWirda
Pemilik Akun              : Wirda Mansur
Tahun Pembuatan        : 2017
 Analisis                      :
Mendengar isu meninggalnya artis korea jong hyun yang merupakan member Shinee karena perbuatan bunuh diri yang ia lakukan. Tentu saja membuat banyak sekali fans K-Pop yang bersedih. Termasuk fans yang berada di Indonesia terkhusus bagi umat muslim. Wirda Mansur mula-mula menjelaskan dari sisi agama mengenai buruknya perbuatan bunuh diri dimata Allah SWT.  
1.     Language as the genesis of guilt
Dalam video ini, Wirda Mansur  muncul dengan video yang membahas mengenai boleh tidaknya menjadi fans k-pop karena saat itu sedang ramai ramainya artis korea yang meinggal lalu ditangisi oleh fangirl nya terutama fangirl muslim di Indonesia. Sehingga banyak orang yang bertanya mengenai boleh tidaknya. Akhirnya dalam vlognya, wirda menjelaskan kalau boleh saja suka namun jangan sampai berlebihan.
2.     The guilt-redemption cycle: a universal motive for rhetoric
Dalam vlog nya, wirda chose God-term for her scapegoat. Karena dalam video ini ia seperti malaikat yang menjelaskan pertanyaan tersebut dan dikaitkan dengan ajaran agama islam.
3.     Identification: without it, there is no persuasion
Wirda merupakan salah satu influencer yang banyak digandrungi masyarakat di Indonesia. Tidak hanya parasnya yang cantik, namun juga ia merupakan hafizah 30 Juz Al-Quran. Membuat semua orang terkagum kepadanya. Ditambah lagi, ia seringkali berceramah kepada khalayak remaja dengan menggunakan  bahasa yang santai, simple dan mudah diingat. Sehingga, ketika wirda membuat video mengenai pertanyaan “boleh tidak ngefans sama k-pop”, akan mempersuasi orang yang menontonnya bahwa suka tidak boleh berlebihan.
4.     The dramatistic pentad
a.     Act: menjawab isu tentang k-pop
b.     Agent: wirda Mansur sebagai agent/ orang yang do it.
c.     Agency: menjawab isu tentang boleh ga sih ngefans sama K-Pop
d.     Purpose: agar k-popers terutama muslim di Indonesia tidak berlebihan dalam menyukai idolanya. Khawatir perilaku buruk yang dilakukan idolanya dicontoh pada dirinya seperti tindakan bunuh diri  yang dilakukan artis korea
5.     Ratio: the relative importance of each part of the pentad

Yang paling menonjol dari pentad adalah purposenya. Wirda menjelaskan hukumnya, dan nasihat nasihat yang ia brikan kepada viewrs-nya, dsb.

No comments:

Post a Comment

Uses and Gratifications (Teori Kegunaan dan Kepuasan)- Elihu Katz

Chapter 28 From Em Griffin Books Uses and Gratification (Elihu Katz) Teori ini menekankan titik berat terhadap penelitian yang dilakuka...