Friday 19 April 2019

Symbolic Convergence Theory (Teori Konvergensi Simbolik)- Ernest Bormann

Chapter 18 from Em Griffin Books
                            
Symbolic Convergence Theory (Ernest Bormann)
Teori konvergensi simbolik. Teori konvergensi simbolik ini sangat berguna untuk melihat fantasi yang terjadi pada saat berkomunikasi bersama teman – teman yang terdapat dalam kelompok kecil. Seperti kelompok berteman, kelompok belajar dalam perkuliahan, pekerjaan dan organisasi atau sekumpulan individu yang sudah mengenal satu sama lainnya. Yang nantinya akan menimbulkan kesadaran kelompok akan makna, motif, dan tindakan.
Menurut bormann, hal ini dapat dikatakan sebagai fantasi. Tema fantasi adalah pesan yang didrmatisi permainan kata”, cerita, analogi, dan pidato yang menghidupkan interaksi dalam kelompok supaya ga gabut. Tiap individu akan saling berbagi fantasi karena kesamaan pengalaman atau karena orang yang mendramatisi pesan memiliki kemampuan retorik yag baik. Sekumpulan orang orang ini berasal dari orang” yang sudah lama kenal atau yg baru kenal, bertukar pengalaman yang sama sehingga menimbulkan proses konvergensi simbolik.

# Dramatizing messages: creative interpretations of there-and-then
            interpretasi kreatif dari sekarang dan kemudian. Dramatizing message adalah bahasa imajinatif oleh anggota kelompok yang menggambarkan peristiwa masa lalu, masa depan, atau diluar events. Pesan dramatisi mengandung bahasa yang imajinatif. Misalnya seperti permainan kata, figure, pidato, majas (matafora, simile, personifikasi), analogi, anekdot, alegori, fable, naratif, cerita, dan ide ide lainnya. 
Contohnya, di dalam sebuah kelompok, ketika salah satu anggotanya mengatakan Instagram . Maka ada salah satu anggota kelompok itu yang merespon dan mengatakan “kemarin aku liat di instagram ada selebgram lepas hijab loh”. Dan teman –teman lainnya pun merespon terus menerus. Sehingga, itu dinamakan rantai fantasi. Yang bisa merubah suasana menjadi lebih menyenangkan. Apabila salah satu teman mereka tidak memiliki akun insagram, maka tidak akan menimbulkan respon yang sama. Karena tidak memiliki kesamaan makna yang bisa saling mengerti dan tidak terjadi rantai fantasi. 
·     Kelompok tersebut sudah memiliki tema fantasi yang sama sehingga membentuk rantai fantasi.
            
 Contoh lainnya, saat si Kirani berkata tentang pacar, tiba-tiba teman yang lain bercerita kalau dia baru saja putus dengan pacarnya dan cerita itu akan terus berantai. Ini mengubah suasana kerja yang serius menjadi lebih energik dan positif. Dengan adanya saling berbagi fantasi ini, kohesi dalam sebuah kelompok semakin terbentuk.

# Fantasy chain reactions: unpredictable symbolic explosions
ledakan simbolik yang tak terduga. Dalam sebuah percakapan di grup, tempo bicara akan mempengaruhi. Orang orang akan exited, memotong pembicaraan satu sama lain, blush, tertawa, lupa akan kesadaran diri. Intonasi saat meetin lebih kearah damai, pelan, mengindikasikan dramatisi juga. 

# Fantasy themes content, motives, cues, types
tema fantasi meliputi konten, motivasi, isyarat, tipe.
-      Fantasy adalah kreativitas dan imaginative shared interpretation of events yang memenuhi psikologi grup dan kebutuhan retorika.
-      Fantasy theme adalah isi dari fantasi yang telah dirantai dalam grup
-       Symbolic cue adalah pemicu yang disepakati yang memicu anggota kelompok untuk merespons seperti yang mereka lakukan ketika mereka pertama kali berbagi fantasi. Dapat berupa kode, gestur nonverbal, phrase, slogan, jokes, stiker.
-       Fantasy type adalah sekelompok tema fantasi terkait abstraksi yang lebih besar menggabungkan beberapa tema fantasi konkret yang ada ketika makna bersama diterima begitu saja

# Symbolic convergence: group consciousness and often cohesiveness
               dua atau lebih simbol pribadi yang terkadang condong satu sama lain, dengan itu mereka akan dekat dan bersama, atau bahkan tumpang tindih dalam keterpaduan kelompok. anggota kelompok mengembangkan kesadaran kelompok yang unik. tidak ada yang anggota pikirkan dalam hal aku, aku, dan milikku. Tapi kita, kita dan milik kita.
               Bormann menggunakan fariasi dalam menggambarkan efek dari kesadaran kelompok. Yakni common ground, meeting of the minds, mutual understanding, groupiness, common social reality and empathic communion. Kesadaran dari anggota satu sama lain membuat mereka ingin bersama dalam tebal dan tipis.
 
# Rhetorical vision: a composite drama shared by a rhetorical community
rhetorical vision adalah sebuah drama gabungan yang menangkap sekelompok besar orang menjadi kenyataan simbolis yang sama. Maksudnya, apakah dramatisi akan berdampak pada kesamaan anggota kelompok dan kesadaran anggota kelompok?. On how their communication membuat kesatuan fantasi. 
-       Analisis tema fantasi
Tipe spesifik dari retorika yang berisi 2 asumsi. Pertama, orang orang membuat realitas sosial. Kedua, makna dari orang orang motivasi dan emosi yang didapatkan dari retorikanya.
Bormann menyampaikan critic look yang memiliki 4 features yang mempresentasikan visi dari retorika:
·      Characters: orang yang akan memberikan retorika
·      Plotlines: jalan agar pesan retorik tersampaikan dengan baik
·      Scene: dimana, kapan ia menyampaikan pesan retorik itu supaya tepat
·      Sanctioning agent: apa yang akan disampaikan pada pesan retorikanya?
 
-       The symbolic creation of a pro-eating disorder rhetorical vision
   Ada eating disorder. Mereka bahkan hidup dengan kerahasiaan, penipuan dan rasa bersalah. 12 program dengan mengembangkan support sosial untuk siapapun yang merasakan penyakit itu, tidak seua orang dengan kelainan makanan ingin berubah/ merubahnya.
 
# Theory into practice: advice to improve your college experience
·      Ketika grup memulai untuk membagikan drama yang ternyata dipikiranmu dapat menyebabkan healty culture, you should pick it up and feed the chain.
·      Jika fantasinya bersifat merusak, cut the chain.
·      Untuk membuat kohesif, gunakan personifikasi untuk mengidentifikasi grup.
·      Be sure to mendorong berbagi drama untuk menggambarkan group history.
·      Ingat, fantasi dapat membuat sesuatu yang unexpected.
 
tradisi dan mengapa
teori ini masuk dalam tradisi sosio-psikologi dan rhetorika. Karena menyangkut sebab akibat, friendship, mempengaruhi orang lain, 

# Contoh jurnal
Judul    : KONVERGENSI SIMBOLIK TENTANG PERCAKAPAN REMAJA LAKI-LAKI
  DALAM MEDIA SOSIAL GROUP LINE
Penulis: ditha prasanti dan sri seti indriyani
Instansi: Universitas Pajajaran

Abstraksi
Media sosial group LINE “Bedebah Cinta” merupakan group remaja laki-laki yang melakukan proses komunikasi lebih dominan melalui media sosial group LINE bernama “Bedebah Cinta”. Nama group LINE-nya pun unik, karena mewakili isi percakapan para anggotanya dalam group LINE tersebut. Hal ini menimbulkan ketertarikan penulis untuk mengetahui analisis konvergensi simbolik dalam percakapan para remaja laki-laki tersebut melalui media sosial LINE. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah ketekunan pengamatan, trianggulasi data, dan kecukupan referensial. Hasil penelitian mengemukakan bahwa analisis konvergensi simbolik tentang percakapan remaja laki-laki dalam group LINE “Bedebah Cinta” ini adalah: (1). Adanya tema fantasi yang muncul dalam group LINE “Bedebah Cinta”; (2). Terbentuknya rantai fantasi tentang percakapan remaja laki-laki yang berkelanjutan dalam group LINE tersebut; (3). Adanya tipe fantasi yang unik muncul dalam group LINE “Bedebah Cinta”; (4). Munculnya visi retoris yang berkembang bagi remaja laki-laki dalam group LINE tersebut. 
Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian pada grup Line “Bedebah Cinta” ini, Hasil penelitian mengemukakan bahwa analisis konvergensi simbolik tentang percakapan remaja laki-laki dalam group LINE “Bedebah Cinta” ini adalah: (1). Adanya tema fantasi yang muncul dalam group LINE “Bedebah Cinta”; (2). Terbentuknya rantai fantasi tentang percakapan remaja laki-laki yang berkelanjutan dalam group LINE tersebut; (3). Adanya tipe fantasi yang unik muncul dalam group LINE “Bedebah Cinta”; (4). Munculnya visi retoris yang berkembang bagi remaja laki- laki dalam group LINE tersebut. 

Functional Perspective on Group Decision Making (Perspektif Fungsi dalam Pembuatan Keputusan Grup)- Randy Hirokawa & Dennis Gouran

Chapter 17 from Em Griffin Books

Functional Perspective on Group Decision Making (Randy Hirokawa & Dennis Gouran)
Fungsi perspektif dalam pembuatan keputusan grup. Teori ini menganggap bahwa anggota peduli dengan isu, ide baru, pemikiran jernih. Functional perspective maksudnya pendekatan yang mendeskripsikan dan memprediksi performa tugas grup ketika keempat fungsi komunikasi terpenuhi. Jadi, dalam membuat keputusan bersama, dibutuhkan demokrasi yakni menyepakati tujuan bersama-sama.

# Empat fungsi dari pembuatan keputusan yang efektif
·     Analysis of the problem
Menganalisis masalah. Kesalahpahaman dalam suatu situasi dapat diperparah ketika anggota membuat keputusan akhir. Adanya perdebatan ataupun kesalahpahaman dalam menelaah usulan. Menentukan masalah yang kira kira dialami kelompok ketika menyelesaikan si masalah/tujuannya. Contohnya, jika kelompok akan mengadakan program A, apakah akan efektif ketika nanti dijalani oleh anggotanya? Apakah akan berhasil mencapai tujuannya?
·     Goal setting
Harus ada. Karena adanya grup pastinya harus memiliki tujuan yang jelas agar jalan yang ditempuh tidak melenceng. Contohnya, grup anti rokok bertujuan mengedukasi masyarakat agar tidak merokok karena berbahaya bagi dirinya dan orang lain disekitarnya.
·     Identification of alternatives
Dalam penyelesaian masalah, biasanya ada opsi. Contohnya, dalam membuat kesimpulan. Masalah kesehatan ada di desa A dan desa B. jadi, pemerintah harus banyak menyuplai makanan bergizi untuk desa A, dan desa B membutuhkan akses kesehatan yang memadai.
·     Evaluation of positive and negative characteristic
Setelah grup mengidentifikasi solusi, anggotanya harus hati hati dalam menguji manfaat dari opsi opsi tersebut. Yang mana yang mereka percayai memiliki tingkat kepentingan yang tinggi?
-      Predictable outcomes: memprediksi hasil dari keputusan


# Prioritizing the four function
            refers to the question of which function is most important in order for a group to maximize the probability of a high quality decision.
Pertama, temukan mana yang salah, selanjutnya perbaiki pikiranmu tentang bagaimana kamu ingin memperbaikinya dengan baik. Atau sebelumnya kamu menanyakan mekanik untuk menyusun pilihan yag kamu dapatkan. Atau keduanya. Finally, pertimbangkan mana yang memiliki manfaat sangat baik. Kemudian, putuskan.

# The role of communication fulfilling the functions
peran komunikasi dalam menjalankan fungsinya.
Interaksi verbal memiliki fungsi: menyampaikan informasi, menangkap dan memperbaiki kesalahan, mempengaruhi orang lain. Tapi gangguan dan nonproductive conv dapat membuat channel menjadi noise, or losing information. 
            Ada 3 tipe komunikasi grup dalam mengambil keputusan:
-      Promotive-interaction: menggerakan kelompok kira kira dari ke4 fungsi, yang mana yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan.
-      Disruptive-interaction: yang mengalihkan, menghambat atau menggagalkan kemampuan anggota kelompok untk mencapai 4 fungsi tugas
-      Counteractive-interaction: anggota grup yang mengembalikan grup ke tujuan semula.

# Toughtful advice for those who know they are right
saran yang bagus untuk mereka yang tahu bahwa mereka benar
ada 6 langkah dari proses berfikir reflektif dari cara dokter treating their patient:
-   kenali gejala penyakit
-   mendiagnosis penyebab penyakitnya
-   kriteria establsh untuk kesehatan
-   mempertimbangkan kemungkinan solusi
-   menguji untuk menentukan solusi mana yang akan bekerja
-  impolement untuk meresepkan solusi terbaik
reflective thinking adalah berpikir yang mendukung pertimbangan rasional daripada firasat intuitif atau tekanan dari mereka yang memiliki pengaruh.
 
# Habermas Discourse ethics
discourse ethics adalah situasi bicara yang ideal di mana peserta yang beragam dapat secara rasional mencapai konsensus tentang standar etika universal. Bagaimana keberagaman audiens diseragamkan dengan etika yang berlaku.
 
·      Validitas konsensus dapat benar jika memenuhi 3 syarat
-   Requirement for access: semua orang yang terpegaruh oleh etika, norma, yang diperdebatkan dapat didengar, terlepas dari status mereka. Maksudnya, all people dari berbagai golongan, lapisan sangat dihargai tanpa prasangka.
-   Requirement for argument: all participants bertukar sudut pandang dan dalam hubungan yang timbal balik, tulus dan pengertian. Tiap orang punya kegemarannya masing masing, tapi terbuka dengan apapun yang digemari orang lain.
-   Requirement for justification: semua orang dianggap sama. Tidak dibeda bedakan.
 
# tradisi dan mengapa
masuk kedlam tradisi sosiopsikologi dan tradisi sibernetika. Karena ada sebab akibat, friendship, dan 
 
# Contoh Jurnal
Judul       : Aplikasi pengambilan model keputusan
Penulis    : Ade Latifa
 
Abstraksi
K.ajian ini terfokus pada model pengambilan keputusan yang sebelumnya lebih banyak diaplikasikan pada ilmu ekonomi, politik dan psikologi. Belum banyak tulisan yang memuat tentang proses dalam pengambilan keputusan, kebanyakan lebih banyak memfokuskan pada basil dari studi atau output suatu kajian. Diskusi tentang penggunaan dari model pengambilan keputusan sebagai pisau analisis dan aplikasi dari model ini, dapat dikatakan masih sedikit. Berdasarkan hal tersebut, melalui tulisan ini dipaparkan proses pengambilan keputusan terkait dengan perilaku fertilitas berdasarkan pendekatan rasional yang dikembangkan oleh Simon dan Carley . Perilaku fertilitas penting untuk dikaji, karena sebagai variabel, fertilitas berkontribusi terhadap kondisi kemiskinan di daerah perbatasan Sulawesi Utara (2006-2007). Oleh sebab itu suatu pemahaman yang mendalam tentang proses pengambilan keputusan terkait dengan perilaku fertilitas, menjadi penting. Sumber data untuk tulisan ini adalah dari basil studi Kemiskinan Sosial Demografi yang dilakukan tim PPK LIPI di daerah perbatasan Sulawesi Utara. Berdasarkan model pengambilan keputusan, terindikasi bahwa factor ekonomi berperan penting dalam rasionalitas pengambilan keputusan terkait fertilitas. 

Kesimpulan
Dari basil kajian yang terfokus pada proses dan rasionalitas pengambilan keputusan dapat dikatakan bahwa berbagai faktor mempengaruhi keputusan yang dibuat individu. Faktor sosial, kebiasaan setempat (tradisi/budaya lokal), psikologi, geografi, melatar belakangi dinamika rasionalitas pengambilan keputusan. Hasil kajian juga mengindikasikan bahwa pertimbangan ekonomi berperan penting dalam rasionalitas pengambilan keputusan terhadap perilaku fertilitas. Namun demikian, tidak mudah untuk menyatakan bahwa aktor pengambil keputusan berlaku ra·sional dalam menetapkan pilihannya, karena tidak semua paham mengenai beragam altematifpilihan yang tersedia termasuk berbagai konsekuensi yang melekat pada pilihan tersebut serta tidak semuakeputusan dibuat berdasarkan kesepakatan maupun urutan prioritas (tidak jelas prioritas yang dimiliki aktor pengambil keputusan). Misalnya dalam hal pemilihan kontrasepsi, karena keterbatasan alat kontrasepsi maka tidak semua pengguna/akseptor 
KB memiliki pemahaman yang luas/komprehensifmengenai alat kontrasepsi termasuk dampak dari masing-masing alat kontrasepsi. Dengan demikian, pilihan yang dibuat seringkali hanya mengikuti saran ternan tapi bukan berdasarkan informasi yang diterima secara optimal. Hal itu, berimplikasi terhadap basil atau solusi dari proses pengambilan keputusan, yang bukan merupakan basil optimal karen~dibuat atas perbandingan pilihan yang bersifat terbatas. Namun dapat disimpulkan bahwa basil yang dicapai tersebut merupakan output yang memuaskan/dapat diterima, setidaknya tidak ada keraguan atau perasaan tidak nyaman (dilihat dari perspektifpengambil keputusan). Meskipun terdapat beberapa kasus yang memperlihatkan terjadi kegagalan K.B dan berdampak pada kehamilan, namun responden menerima hal tersebut dengan 'Iapang dada' meskipun konsekuensinya adalah bertambahnya jumlah anak dalam keluarga. 
Hasil dari kajian inijuga menunjukkan bahwa pengambil keputusan tidak mungkin memiliki pemahaman/informasi yang luas untuk memutuskan suatu pilihan karena seringkali harga/upaya untuk mendapatkan informasi tersebut lebih mahal daripada hasiJJmanfaat yang akan didapatkan. Sebagai gambaran, Desa Tinakareng yang menjadi lokasi penelitian, merupakan wilayah perbatasan. Wilayah perbatasan sebagai daerah yangjauh dari pusat pemerintahan seringkali dihubungkan dengan keterisolasian dan keterbelakangan dalam pembangunan. Bagi sebagian masyarakat yang hidup di pulau- pulau kecil di wilayah perbatasan (seperti Desa Tinakareng ini), akses terhadap informasi masih sangat terbatas dan hal ini jelas mempengaruhi pemahaman masyarakat. Sehingga untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai suatu 
pilihan, sangat bergantung kepada kemampuan individulrumah tangga dalam mengakses informasi, latar belakang budaya lokal, pendidikan dan kemampuan ekonomi. 
Berdasarkan basil kajian sebagaimana telah dikemukakan, maka akses informasi merupakan salah satu aspek penting dalam proses pengambilan keputusan terkait dengan perilaku fertilitas. lnformasi tentangjenis-jenis kontrasepsi termasuk kelebihan dan kelemahannya, misalnya perlu diberikan pada penduduk, khususnya pasangan usia subur di daerah penelitian. Dengan demikian pengetahuan yang benar tentang alat kontrasepsi harus dimiliki oleh pasangan usia subur, sehingga proses pengambilan keputusan terkait dengan perilaku fertilitas, akan didasarkan oleh pertimbangan yang benar dan rasional. Untuk itu diperlukan upaya sosialisasi yang lebih aktif dari stakeholder yang relevan. Selain itu sosialisasi juga sebaiknya diberikan kepada pasangan suami-istri karena dalam proses pengambilan keputusan, suami berperan penting. 
Sebagai penutup, kajian ini diharapkan dapat memperkaya ragam ulasan tentang model pengambilan keputusan khususnya yang terkait dengan perilaku fertilitas. Apabila sebelumnya lebih banyak kajian tentang fertilitas dari sudut pandang mikroekonomi (seperti tulisan teoritis dari Leibenstein (1957) dan Becker (1960) maka ulasan dalam tulisan ini juga menyinggung masalah sosial budaya untuk memahami perilaku fertilitas. Karena kenyataannya rasionalitas pasangan untuk memiliki anak juga didasarkan pada pertimbangan sosial budaya. Beberapa kasus menunjukkan bahwa ada kepentingan pasangan memiliki anak laki-laki untuk merawat bapaknya ketika memasuki usia Ianjut karena ada beberapa hal yang ditabukan apabila tugas tersebut dilakukan oleh anak perempuan. Fenomena seperti ini menarik untuk dikaji lebih Ianjut di daerah yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda karena kemungkinan hal ini juga mempengaruhi perilaku fertilitas mereka. Sehingga kemungkinan dapat dikembangkan model pengambilan keputusan tentang perilaku fertilitas dari perspektifyang berbeda. 

Sunday 14 April 2019

Cognitive Dissonance Theory (Teori Disonansi Kognitif)- Leon Festinger

Chapter 16 from Em Griffin books

Cognitive Dissonance Theory (Leon Festinger)
Teori disonansi kognitif merupakan sebuah teori dalam psikologi sosialyang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang akibat sikap, pemikiran, dan perilaku yang saling bertentangan dan memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Alias teori ini bertujuan untuk mengurangi ketidaknyamanan.
Contoh teori ini ditemukan dalam kisah seekor serigala ingin mengambil anggur di pohon yang cukup tinggi. Serigala mengerahkan semua kemampuannya untuk mengambil anggur itu. Namun serigala tidak dapat mengambilnya. Karena serigala kecewa (tidak nyaman), maka dia pun berfikir “anggur itu asam. Kalau aku berhasil mengambilnya pun tidak akan aku makan”.

# Dissonance: discord between behavior and belief
            disonansi bertentangan dengan perilaku dan kepercayaan. Leon mengatakan teori ini tentang bagaimana mental seseorang menyatakan “temukan diri mereka lakukan sesuatu yang tidak match dengan apa yang mereka ketahui, atau membuat opini yang tidak match dengan opini opini yang lainnya. Biar ga stress mengahdapi kenyataan yang ada.

# Health conscious smokers: dealing with dissonance
            leon menggambarkan peristiwa merokok untuk menjelaskan tentang disonansi. Ada seorang penyanyi yang merilis lagu berjudul “smoke, smoke, smoke”. Si vokalis mengekspresikan keraguan tentang merokok akan mempengaruhi kesehatan. Tapi antusiasme merokok disampaikan oleh vokalis walaupun sebenarnya itu dapat berakibat fatal. 

# Reducing dissonance between actions and attitudes
·     Hipotesis 1: paparan selektif mencegah disonansi
Leon menyatakan bahwa manusia menjauhi informasi yang akan membuat/ meningkatkan ketidaknyamanan (disonansi). Contohnya, ketika kita sudah fix memilih A menjadi presiden, kita cenderung malas mendengar informasi tentang calon A yang buruk buruk. Karena itu akan membuat tidak nyaman. Lagian informasi tersebut belum tentu benar.

·     Hipotesis 2: disonansi pascakeputusan menciptakan kebutuhan untuk kepastian
Maksudnya, keraguan yang kuat dirasakan setelah seseorang mengambil keputusan penting. Karena semua itu akan susah dibalikkan. 
Ada 3 ketidaknyamanan pasca keputusan
-      Apabila itu lebih penting daripada isu
-      Semakin lama seseorang menunda dalam memilih antara 2 opsi yg menarik
-      Adanya kesulitan yang semakin besar jika kita ingin membalikkan keputusan yang sudah dibuat
Contohnya, orang yang telah menandatangani pembelian mobil baru. Harganya mahal, dan banyak model model lain yang menjadi lawan si mobil itu. Lalu, ia memberikan uang muka yang menandakan bahwa ia akan membelinya. Nah, hal ini tidak biasa bagi mereka yang kalo sebelum beli mobil, cek harga online store dulu buat ngebandingin. Nah pembeli itu mencari informasi yang akan mempengaruhi keputusannya ketika dibuat dan ketika tengah berada dalam sedikit keraguan. 
·     Hipotesis 3: justifikasi minimal untuk tindakan yang akan mempengaruhi perubahan sikap
Klaim bahwa cara terbaik untuk merangsang perubahan sikap pada orang lain adalah dengan menawarkan alternative yang cukup untuk memperoleh prilaku yang diinginkan. Justifikasi adalah pertimbangan, alasan. Agar mengurangi ketidaknyamanan, maka dalam segala tindakan butuh yang namanya alasan dan perimbangan. Contohnya, kita memberikan notice: merokok tidak baik. Maka justifikasinya adalah merokok menyebabkan kanker paru paru dan si A adalah korbannya. Maka perokok yang tadinya tidak nyaman terus menerus di notice kalo rokok itu berbahaya, mereka jadi percaya.
Compliance: pemenuhan. Yaitu kesamaan public untuk harapan yang orang yang lainnya tanpa harus memiliki keyakinan pribadi yang sama. Tidak menyebabkan ketidaknyamanan satu sama lain. Ketidaksamaan disebabkan karena, atitut yang berbeda, budaya, kepercayaan dll.

# tiga keadaan seni revisi: sebab- akibat dalam ketidaknyamanan.
            Model disonansi kognitif oleh leon
Attitude/behavior inconsistency-> dissonance cognitive-> attitude change-> dissonance reduced.
·     Self- consistency: the rationalizing animal
Konsistensi diri: rasionalisasi hewan. He noted that sometimes we find such inconsistencies curious or even amusing. Contohnya, Andrew menerima email berupa history parkir sesaat setelah ia lulus dan pindah ke negara lain. Ia berfikir: (1) dia tidak pernah parkir di kampus. (2) tapi tiket itu menunjukan bahwa ia pernah parkir. Itu yang dinamakan inconsistency logical. 
·     Personal responsibility for bad outcomes (newlook)
Menyatakan bahwa kita merasakan disonansi ketika kita merasaan bahwa kita melakukan kesalahan terhadap orang lain. 
·     Self affirmation to dissipate dissonance
Penegasan diri untuk menghilangkan disonansi. Berusaha menjadi nyaman dengan situasi yang sedang dijalani.

# Review jurnal sebagai contoh dari teori disonansi kognitif
judul    : DISONANSI KOGNITIF DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK
  MENJADI WANITA PEKERJA SEKS
            Penulis: Mega Sofiana
            Asal     : Universitas Brawijaya

·     Ringkasan Penelitian:
   Penelitian ini membahas tentang disonansi kognitif wanita dalam memutuskan menjadi pekerja seks perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami disonansi kognitif perempuan dalam pengambilan keputusan ketika akan mengambil profesi sebagai pekerja seks perempuan. 
   Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi karena penelitian ini menekankan fenomena komunikasi yang sedang berlangsung dalam kehidupan sosial, terutama dari manajemen konflik yang mendukung adanya komunikasi verbal dan nonverbal untuk meminimalkan keberadaan konflik domestik.
   Disonansi kognitif diciptakan seseorang agar situasi tidak nyaman yang ia jalani terasa nyaman. Membelakangi nilai yang seharusnya terhadap kenyataan. Bahkan menganggap kenyataan tersebut adalah hal yang akan menjadi terbaik. Dalam penelitian ini disebutkan, banyak perempuan yang menjadi pekerja seks perempuan mengalami disonansi tidak hanya dengan diri Anda tetapi juga terkait dengan keluarga dan masyarakat. Mereka tetap berpegang teguh pada keyakinan dan kehendak diri mereka masing masing walau masyarakat yang menilai pekerja seks buruk, tidak dapat menghalangi mereka. 
   Dalam kasus ini, Informan memiliki kesadaran bahwa pekerja femal menjadi pekerjaan yang mudah dengan hasil yang baik, dapat terus terlihat cantik, seksi dan menarik, mereka tidak setuju dengan pengetahuan bahwa pekerja seks perempuan banyak, salah, dan berbahaya bagi cara pekerja seks perempuan lainnya dalam yang untuk meredam disonansi itu secara alami adalah dengan mengubah perilaku dan kognisi lingkungan.


            

Uses and Gratifications (Teori Kegunaan dan Kepuasan)- Elihu Katz

Chapter 28 From Em Griffin Books Uses and Gratification (Elihu Katz) Teori ini menekankan titik berat terhadap penelitian yang dilakuka...